Langsung ke konten utama

Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya

Pembahasan Satuan Waktu Disertai Contoh Soal - Satuan pengukuran waktu secara umum terdiri dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Namun satuan waktu dalam matematika masih banyak yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dalam artikel kali ini saya akan menjelaskan tentang macam - macam satuan pengukuran waktu beserta contoh soal satuan waktu dan pembahasannya.
Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya
Daftar Satuan Pengukuran Waktu Dalam Matematika
=> 1 menit = 60 detik
=> 1 jam = 60 menit
=> 1 jam = 3600 detik
=> 1 hari = 24 jam
=> 1 minggu = 7 hari
=> 1 bulan = 30 hari
=> 1 tahun = 52 minggu
=> 1 tahun = 12 bulan
=> 1 lustrum = 5 tahun
=> 1 windu = 8 tahun
=> 1 dasa warsa = 10 tahun
=> 1 abad = 100 tahun

Setelah mengetahui berbagai macam pengukuran satuan waktu di atas kita bisa lebih mudah untuk menyelesaikan soal - soal tentang pengukuran satuan waktu.
Perhatikan bentuk - bentuk soal di bawah ini :

Soal 1 :
Susi mencuci baju pada pukul 07.00 pagi, lama waktu yang digunakan Susi untuk mencuci baju adalah 1 jam 20 menit. Pada pukul berapakah Susi selesai mencuci baju tersebut ?

Penyelesaian :
Untuk mencari tahu pada pukul berapa Susi selesai mencuci baju kita hanya perlu menjumlahkan pada pukul berapa Susi mulai mencuci baju dengan waktu yang digunakan Susi dalam menyelesaikan cucian tersebut.
Susi mulai mencuci pada pukul 07.00
waktu yang digunakan yaitu 1 jam 20 menit, jadi
7.00 + 1.20 = 08.20
Dari hasil penjumlahan waktu di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Susi selesai mencuci baju pada pukul 08.20


Soal 2 :
Pada tahun 2009 lalu usia Rara adalah setengah dari usia ibunya, kebetulan saat ini adalah tahun 2016. Jika ibu Rara lahir pada tahun 1974 maka, pada tahun berapakah Rara dilahirkan ?

Penyelesaian :
Langkah awal kita harus mencari umur ibu Rara terlebih dahulu ;
Umur ibu Rara = Tahun sekarang - Tahun lahir ibu Rara
                           = 2016 - 1974
                           = 42 tahun
Setelah itu kita mencari umur Rara pada tahun 2009 ;
Umur Rara = Umur ibu - Setengah
                     = 42 - 1/2
                     = 21 tahun
Kemudian yang terakhir baru mencari tahun kelahiran Rara ;
Tahun lahir Rara = Tahun lalu - Umur Rara
                              = 2009 - 21
                              = 1988
Jadi, Rara dilahirkan pada tahun 1988.


Soal 3 :
3600 detik + 3 jam - 5 menit = ... detik

Penyelesaian :
Karena yang diminta hasil akhirnya adalah detik maka, semua satuan waktu terlbih dahulu kita ubah ke dalam bentuk detik.
Kita tahu 1 menit = 60 detik dan 1 jam = 3600 detik
=> 3 jam = 3 x 3600 = 10800 detik
=> 5 menit = 5 x 60 = 300 detik
jadi, 3600 detik + 10800 detik - 300 detik = 14100 detik


Soal 4 :
Berapakah hasil dari 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu ?

Penyelesaian :
Dalam menyelesaiakan soal seperti ini langkah yang kita lakukan yaitu mengubah satuan waktu tersebut ke dalam bentuk tahun, maka :
2 lustrum = 2 x 5 = 10 tahun
1 abad = 1 x 100 = 100 tahun
2 windu = 2 x 8 = 16 tahun
Jadi, 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu = 1 + 10 + 100 - 16
                                                                            = 95 tahun.

Demikianlah penjelasan materi tentang Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya, semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal tentang satuan waktu dalam matematika. Untuk menambah wawasan kalian pelajari juga pembahasan materi tentang Konversi Satuan Pengukuran Waktu Matematika SD Lengkap

Postingan populer dari blog ini

Pemfaktoran Bentuk Aljabar Kelas 8 SMP Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal

Pemfaktoran Bentuk Aljabar - Pemfaktoran suku aljabar merupakan bentuk penjumlahan suku - suku ke dalam bentuk perkalian atau faktor. Sebagai contoh, bentuk aljabar xy merupakan hasil perkalian dari x dan y ( xy = x x  y). Dari perkalian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor dari xy adalah  x dan y. Sedangkan bentuk aljabar a (x + y) faktornya adalah a dan (x + y). Untuk lebih memahami materi ini, perhatikan baik - baik penjelasan di bawah ini. Hukum Distributif dalam Pemfaktoran Suku Aljabar Dalam pemfaktoran bentuk suku aljabar, hukum distributif berlaku aturan : a x (b + c) = (a x b) +  (a x c) Perhatikan contoh soal berikut : Faktorkanlah bentuk aljabar di bawah ini : A. 4 x 2  + 8x 2 y B. 8abc + 12xyz Penyelesaian : Dalam menjawab bentuk soal seperti di atas, kita harus mencari FPB dari setiap suku yang ada dalam bentuk aljabar tersebut : A. 4 x 2  + 8x 2 y = 4 x 2  (1 + 2y) B. 8abc + 12xyz = 2 (4abc + 6xyz) Faktorisasi Bentuk Kuadrat x 2  + 2xy

perbedaan permutasi dan kombinasi

Pengertian Permutasi dan Kombinasi Permutasi adalah banyaknya cara untuk membuat susunan dengan jumlah pada suatu anggota tertentu dari anggota-anggota suatu himpunan. Kombinasi ialah banyaknya cara memilih anggota pada jumlah tertentu dari dari anggota-anggota suatu himpunan. Atau dengan kalimat lain kombinasi yaitu banyaknya cara membuat himpunan bagian dengan jumlah anggota tertentu dari anggota-anggota suatu himpunan. Rumus Permutasi Misal diketahui himpunan memiliki anggota sejumlah n, maka susunan terurut yang terdiri dari r buah anggota dinamakan permutasi r dari n, ditulis sebagai P(n,r) dimana r lebih kecil atau sama dengan n. Rumus permutasi adalah sebagai berikut. rumus permutasi Jika r = n , Maka P (n,n) = n ! (ingat 0!=1) Contoh untuk menghitung banyaknya cara menyusun urutan dua huruf dari huruf-huruf a, b, c adalah sebagai berikut. Rumus Kombinasi Misal diketahui suatu himpunan mempunyai anggota sejumlah n, maka pemilihan r buah angg

Pengertian Dan Macam - Macam Simetri Pada Bangun Datar

Macam - Macam Simetri Bangun Datar - Setiap bangun datar mempunyai sifat tersendiri yang menjadi ciri khas bangun datar tersebut. Diantara sifat - sifat tersebut ada yang dinamakan simetri. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas materi yaitu mengenai macam - macam simetri pada bangun datar. Untuk lebih jelasnya perhatikan bik - baik pembahasan di bawah ini. Pengertian Dan Macam - Macam Simetri Pada Bangun Datar Simetri Lipat Simetri lipat pada bangun datar didefinisikan sebagai banyaknya lipatan pada bangun datar yang bisa membagi bangun datar tersebut sehingga setengah bagian dari bangun datar tersebut bisa menutupi setengah bagian yang lain. Garis yang dapat membagi sebuah bangun datar menjadi dua dan kongruen disebut sebagai sumbu simetri. Perlu diketahui bahwa tidak semua bangun datar mempunyai garis yang disebut dengan sumbu simetri. Beberapa bangun datar tidak memiliki sumbu simetri sama sekali. Di bawah ini beberapa gambar bangun datar yang memiliki