Langsung ke konten utama

rumus trigonometri segitiga siku siku

Rumus trigonometri segitiga siku siku - Jika berbicara tentang dasar trigonometri, mutlak kita akan berhadapan dengan segitiga siku-siku, karena trigonometri itu sendiri didefinisikan berdasarkan konsep kesebangunan pada segitiga siku-siku. Diberikan segitiga ABC siku-siku di B dengan ∠ A = θ.
perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku
Jika sisi di depan sudut (opposite) dinamakan "depan", sisi di samping sudut (adjacent) dinamakan "samping" dan sisi miring (hypotenuse) dinamakan "miring", maka perbandingan sisi-sisi tersebut didefinisikan sebagai berikut :
sin(θ)=depanmiringcsc(θ)=miringdepan cos(θ)=sampingmiringsec(θ)=miringsamping tan(θ)=depansampingcot(θ)=sampingdepan
Keterangan :
sin untuk sinus
cos untuk cosinus
tan untuk tangen
csc untuk cosecan
sec untuk secan
cot untuk cotangen
Catatan :
Sisi depan dan sisi samping dapat berubah tergantung sudut yang digunakan, sedangkan sisi miring selalu sama, yaitu sisi terpanjang dan letaknya selalu di depan sudut siku-siku.
Dari definisi diatas dapat kita amati dan simpulkan sebagai berikut :
Cosecan adalah kebalikan dari sinus, ditulis csc(θ)=1sin(θ) Secan adalah kebalikan dari cosinus, ditulis sec(θ)=1cos(θ) Cotangen adalah kebalikan dari tangen, ditulis cot(θ)=1tan(θ)
Tangen adalah perbandingan sinus terhadap cosinus, ditulis tan(θ)=sin(θ)cos(θ)) sehingga cot(θ)=cos(θ)sin(θ)
Contoh 1
Tentukan semua perbandingan trigonometri untuk sudut α pada segitiga ABC dan sudut β untuk segitiga PQR !
Penyelesaian :
Perhatikan segitiga ABC
AC = (3)2+12 = 2
Sesuai dengan definisi, maka
sin(α) = depanmiring = ABAC = 32
cos(α) = sampingmiring = BCAC = 12
tan(α) = depansamping = ABBC = 31 = 3
csc(α) = miringdepan = ACAB = 23 = 233
sec(α) = miringsmping = ACBC = 21 = 2
cot(α) = sampingdepan = BCAB = 13 = 33
Perhatikan segitiga PQR
QR = (2)212 = 1
Sesuai dengan definisi, maka
sin(β) = depanmiring = QRPR = 12 = 22
cos(β) = sampingmiring = PQPR = 12 = 22
tan(β) = depansamping = QRPQ = 11 = 1
csc(β) = miringdepan = PRQR = 21 = 2
sec(β) = miringsamping = PRPQ = 21 = 2
cot(β) = sampingdepan = PQQR = 11 = 1
Contoh 2
Jika tan(α) = 3 dan α sudut lancip, tentukan nilai dari sin2(α)+cos2(α)
Penyelesaian :
tan(α) = depansamping = 31
Karena perbandingan trigonometri memenuhi konsep kesebangunan, dapat ditulis :
depan = 3
samping = 1
Dengan teorema phytagoras
miring = (3)2+12 = 2
Berdasarkan definisi, kita peroleh
sin(α) =  32
cos(α) = 12
sin2(α) + cos2(α) = (32)2 + (12)2
sin2(α) + cos2(α) = 34 + 14
sin2(α) + cos2(α) = 1
Jadi, sin2(α) + cos2(α) = 1
Contoh 3
Jika sin(β) = 12 dan sudut β lancip, tentukan nilai dari sec2(β)tan2(β)
Penyelesaian :
sin(β) = depanmiring = 12
depan = 1
miring = 2
samping = 2212 = 3
Sesuai definisi
sec(β) = 23
tan(β) = 13
sec2(β) − tan2(β) = (23)2 − (13)2
sec2(α) − tan2(α) = 4313
sec2(α) − tan2(α) = 1
Jadi, sec2(β) − tan2(β) = 1
Contoh 4
Jika cos(γ) = 22 dan sudut γ lancip, tentukan nilai dari csc2(γ)cot2(γ)
Penyelesaian :
cos(γ) = sampingmiring = 22
samping = 2
miring = 2
depan = 22(2)2 = 2
Sesuai definisi
csc(γ) = 22
cot(γ) = 22 = 1
csc2(γ) − cot2(γ) = (22)2  − (1)2
csc2(γ) − cot2(α) = 2 − 1
csc2(γ) − cot2(α) = 1
Jadi, csc2(γ) − cot2(γ) = 1
Contoh 5
Diberikan segitiga ABC B dengan A=α dan C=β. Tunjukkan bahwa sin(α)=cos(90α) dan cos(β)=sin(90β)
Penyelesaian :
Sesuai definisi, maka
sin(α) = BCAC
cos(β) = BCAC
Dari kedua persamaan diatas, maka
sin(α) = cos(β)  ......................................(1)
∠A + ∠B + ∠C = 180°
α + 90° + β = 180°
α + β = 90°
α = 90° − β  .............................(2)
β = 90° − α  .............................(3)
Substitusi (2) ke (1) diperoleh
sin(90° − β) = cos(β)
Substitusi (3) ke (1) diperoleh
sin(α) = cos(90° − α)
Contoh 6
Diketahui segitiga ABC B. Titik D terletak pada BC sehingga CD=1. Jika ADB=α dan ACB=β, tunjukkan bahwa AB=tan(α)tan(β)tan(α)tan(β)
Penyelesaian :
Perhatikan segitiga ABD
tan(α) = ABBD
⇔ AB = BD tan(α)  ................................(1)
Perhatikan segitiga ABC
tan(β) = ABBD+1
⇔ AB = (BD + 1) tan(β)  .......................(2)
Dari persamaan (1) dan (2)
BD tan(α) = (BD + 1) tan(β)
BD tan(α) = BD tan(β) + tan(β)
BD tan(α) − BD tan(β) = tan(β)
BD(tan(α) − tan(β)) = tan(β)
BD = tan(β)tan(α)tan(β)  ..................................(3)
Substitusi (3) ke (1)
AB = tan(β)tan(α)tan(β) tan(α)
diperoleh
AB = tan(α)tan(β)tan(α)tan(β) 

Sumber: smatika.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan

Cara Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan - Pada postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan materi tentang  Cara Mengubah Pecahan Ke Dalam Bentuk Persen, kali ini saya akan menjelaskan tentang Cara Mengubah Bentuk Persen Menjadi Pecahan . Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan penjelasan di bawah ini. Untuk mengubah benuk persen menjadi pecahan dapat dilakukan dengan cara mengubah persen (%) tersebut menjadi bentuk pecahan dengan penyebut 100. Akan tetapi di dalam beberapa soal terkadang kita harus menyederhanakan bentuk pecahan yang dihasilkan. Contoh : a. 15 % b. 30 % c. 22  ½ % Penyelesaian : a. 15 % Terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk pecahan dengan penyebut 100 kemudian disederhanakan. Cara menyederhanakan pecahan adalah dengan mencari angka yang bisa sama-sama membagi pembilang dan penyebut. 15 % = 15 / 100           = (15 : 15) / (100 : 25)           = 1/4 angka yang sama-sama bisa membagi 15 dan 100 adalah 15 sehingga hasilnya adalah 1/4

Contoh Soal Dan Cara Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Metode Campuran

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Metode Campuran - Sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode campuran merupakan cara penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang menggabungkan metode eliminasi dan juga metode substitusi , dimana sistem persamaan linear dua variabel itu sendiri merupakan dua atau lebih persamaan linear dengan nilai variabel yang sama. Dan nilai sistem persamaan linear dua variabel metode substitusi adalah cara penyelesaian SPLDV dengan cara mengganti variabel dengan nilai sementara untuk mendapatkan nilai variabel yang sebenarnya. Sedangkan sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode eliminasi adalah menghilangkan salah satu dari suatu variabel sampai menyisakan satu variabel lainnya.  Jadi cara penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode campuran ataupun kombinasi ini bisa dikatakan lebih mudah dan simple karena menggabungkan kedua cara tersebut. Dalam penyelesaiannya metode campur

Cara Mudah Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) SMA

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel - Sistem persamaan linear tiga variabel bisa diartikan sebagai himpunan dari tiga buah persamaan garis lurus dimana masing - masing persamaan tersebut terdiri dari tiga buah peubah (variabel). Ada beberapa metode yang bisa kita pakai untuk menyelesaikan sistem persamaan ini, yaitu metode substitusi, eliminasi, dan determinan. Agar kalian bisa lebih memahami materi ini, sebaiknya kalian pelajari dulu materi tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Langkah Mudah Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) Sama halnya dengan prinsip penyelesaian persamaan yang lain, langkah awal kita harus mengurangkan (mengeliminasi) dua persamaan untuk memperoleh persamaan baru dengan menghilangkan satu buah variabel. Simak baik - baik contoh soal dan pembahasan di bawah ini ; Contoh Soal : Tentukan himpunan penyelesaian x, y dan z dari persamaan berikunt: 3x - y + 2z = 15    ......(i) 2x + y + z = 13     .....